.png)
 |
| Pembayaran retribusi sampah berbasis mobile menggunakan QR code, M-banking. Jum'at 05 Juli 2024. (doc.wartapos.net). |
LHOKSEUMAWE - Tren penurunan pendapatan daerah tengah melanda Indonesia, termasuk Kota Lhokseumawe. Salah satu indikator penurunan ini terlihat dari retribusi sampah kota yang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, jum'at, 05Juli 2024.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kembali retribusi sampah sesuai target yang ditetapkan. Salah satunya adalah dengan melaksanakan tata kelola retribusi sampah yang baik.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Lhokseumawe, T. Muliadi, S.T., M.M., menyatakan bahwa penataan pengelolaan retribusi sampah sangat mendesak dilakukan dengan pendekatan faktor-faktor yang mempengaruhi retribusi sampah.
Faktor-faktor tersebut meliputi kesadaran masyarakat dalam menggunakan layanan sampah, kualitas SDM pengelola sampah, minimnya sarana dan prasarana, serta kebocoran retribusi.
“Penataan retribusi sampah memerlukan kerja sama dari berbagai pihak agar pelayanan sampah dapat berjalan secara optimal dan diterima masyarakat. Diperlukan inovasi untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,” ujar Muliadi.
Senada dengan Muliadi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Lhokseumawe, Syuib, S.Sos., mengungkapkan upaya pengelolaan retribusi secara digitalisasi.
Salah satu terobosan yang tengah dilakukan adalah pengembangan aplikasi M-Broh melalui metode k-Nearest Neighbor (KNN) berbasis web, yang fokus pada klasifikasi jenis pembayaran berdasarkan jenis pendapatan masyarakat. Program ini diusulkan melalui dana hibah padanan dari Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL).
“Aplikasi M-Broh akan memungkinkan pembayaran retribusi sampah berbasis mobile menggunakan QR code, M-banking, maupun top up saldo. Untuk jangka pendek, kita tengah mempersiapkan regulasi pelaksanaan aplikasi retribusi sampah.
Hal ini diharapkan dapat mempermudah layanan kepada masyarakat, guna peningkatan pembangunan secara terus-menerus dan berkelanjutan di Kota Lhokseumawe,” ujar Syuib.(*)
