![]() |
| Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM, M.Kes . (doc.wartapos.net) |
ACEH UTARA - Dinas Kesehatan Aceh Utara mengungkapkan sejumlah faktor etiologi yang menjadi penyebab tingginya jumlah pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di wilayah tersebut.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM, M.Kes Kamis, 19 Juni 2025, menjelaskan bahwa sebagian besar kasus ODGJ di Aceh Utara dipicu oleh faktor sosial, trauma akibat bencana tsunami, serta dampak konflik berkepanjangan yang pernah melanda Aceh.
“Kalau kita lihat dari sisi penyebab, rata-rata pasien mengalami gangguan jiwa karena tekanan sosial yang berat, trauma pasca tsunami, dan juga konflik masa lalu yang masih menyisakan luka psikologis bagi sebagian warga,” ungkap Jalaluddin.
Meski demikian, menurut Jalaluddin, tingginya angka ODGJ di Aceh Utara juga harus dilihat secara proporsional. Sebab, Kabupaten Aceh Utara merupakan wilayah yang luas dengan 27 kecamatan serta jumlah penduduk yang besar jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Aceh. Oleh karena itu, secara persentase, kondisi Aceh Utara sebenarnya tidak jauh berbeda dengan daerah lain.
Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, melalui instruksi langsung Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil atau yang akrab disapa Ayah Wa, terus mendorong upaya penanganan ODGJ secara terpadu.
Salah satu langkah penting yang telah ditempuh adalah membebaskan pasien ODGJ dari pemasungan dan mengarahkan mereka untuk menjalani perawatan medis.
“Bupati sudah menginstruksikan agar pasien ODGJ diprioritaskan untuk mendapatkan perawatan, dan tidak ada lagi praktik pemasungan. Ini menjadi komitmen pemerintah daerah,” tambah Jalaluddin.
Selain itu, Direktur RSU Cut Meutia Aceh Utara, dr. Syarifah Rohaya, juga telah diminta untuk memberikan perhatian khusus dalam penanganan pasien gangguan jiwa.
RSU Cut Meutia sebagai rumah sakit rujukan utama di Aceh Utara akan terus meningkatkan pelayanan, baik rawat jalan maupun rawat inap bagi pasien ODGJ.
Bagi pasien yang membutuhkan perawatan lanjutan atau penanganan yang lebih kompleks, Dinas Kesehatan juga siap merujuk ke rumah sakit jiwa di Banda Aceh.
Dengan berbagai upaya tersebut, Jalaluddin optimistis angka penderita gangguan jiwa di Aceh Utara akan terus menurun dari tahun ke tahun.
“Kami berharap dengan penanganan yang tepat, pasien bisa kembali berfungsi sosial dengan baik dan kualitas hidup mereka meningkat,” pungkasnya.(*)
.png)



