,

Iklan

Tanggapan Kacabdin Soal 136 Siswa SMKN 1 Lhokseumawe Tidak Terdaftar di PDSS hingga Gagal Ikut SNBP

Wartapos
5 Feb 2025, 23:24 WIB Last Updated 2025-02-05T17:29:24Z
SMKN 1 Lhokseumawe. (doc.int).


LHOKSEUMAWE – Sebanyak 136 siswa SMK Negeri 1 Lhokseumawe tidak terdaftar dalam Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), sehingga mereka tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) untuk masuk ke perguruan tinggi negeri.


Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Lhokseumawe, Supriariadi, S.Pd., M.Pd., mengakui bahwa kejadian ini terjadi akibat faktor kesalahan manusia (human error). Menurutnya, ada beberapa jurusan atau kelas yang datanya tidak sempat terinput hingga batas akhir pendaftaran di PDSS.


"Memang ada faktor utama, yakni kesalahan manusia dalam pendataan. Beberapa jurusan atau kelas tidak sempat terinput datanya hingga batas akhir pendaftaran PDSS. Akibatnya, mereka tidak bisa mengikuti SNBP," jelas Supriariadi kepada media, Rabu (5/2).


Menyadari dampak besar yang ditimbulkan, pihaknya tidak tinggal diam. Supriariadi menyatakan telah berupaya melakukan pendekatan dengan pihak terkait, termasuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), untuk mempertimbangkan kemungkinan perpanjangan waktu pendaftaran.


"Kami mencoba berkomunikasi dengan pihak terkait, berharap ada kebijakan yang memungkinkan pembukaan kembali pendaftaran, meskipun hanya satu atau dua hari. Dengan begitu, data siswa bisa diinput dan mereka tetap dapat mengikuti SNBP," ujarnya.



Ketika ditanya apakah pihak sekolah tidak menyadari adanya batas waktu pendaftaran, Supriariadi menegaskan bahwa setiap sekolah sudah mengetahui jadwal tersebut. Bahkan, pihaknya telah mengingatkan sekolah-sekolah untuk memperhatikan tenggat waktu yang ada.


"Jadwal SNBP sudah ditetapkan jauh-jauh hari dan semua sekolah sudah diberi informasi. Ini bisa dibilang kasus pertama yang terjadi di SMKN 1 Lhokseumawe. Memang ada sedikit kelalaian dalam pengecekan data dan tanggal penting, tetapi ini bukan berarti sekolah mengabaikannya," tegasnya.


Ia juga menepis anggapan bahwa kegagalan pendaftaran ini murni akibat gangguan teknis atau kendala jaringan internet. Menurutnya, meskipun sistem PDSS sempat mengalami gangguan sesekali, hal itu tidak sampai menghambat keseluruhan proses pendaftaran.


"Tidak sepenuhnya karena faktor teknis. Gangguan jaringan memang kadang terjadi, tetapi sistem PDSS tetap terbuka selama satu bulan. Jadi, faktor utama tetap pada kesalahan input data di tingkat sekolah," tambahnya.


Harapan dan Alternatif Bagi Siswa


Meski demikian, Supriariadi meminta para siswa tetap bersabar dan tidak putus asa. Ia menegaskan bahwa masih ada jalur lain bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.


"Kami sudah menyiapkan langkah antisipasi, seperti mengarahkan siswa untuk mendaftar melalui jalur lain, seperti Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) atau ke politeknik. Jadi, peluang mereka untuk melanjutkan pendidikan tetap terbuka," ujarnya.


Ia juga menegaskan bahwa kejadian serupa tidak boleh terulang di masa depan. "Ke depan, kesalahan ini harus menjadi pelajaran bagi semua sekolah agar lebih teliti dalam proses pendataan siswa," pungkasnya.(*)

Iklan