![]() |
Foto: perilaku bullying, baik di lingkungan sekolah umum, pesantren, maupun pondok pesantren.(ilustrasi). doc.int. |
Aceh Utara - Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Utara menegaskan komitmennya untuk mencegah dan memberantas perilaku bullying, baik di lingkungan sekolah umum, pesantren, maupun pondok pesantren.
Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM., M.Kes., mengingat dampak bullying sangat serius terhadap kesehatan jiwa remaja sebagai generasi masa depan.
"Perilaku bullying harus dihentikan, karena dampaknya bukan hanya secara psikologis, tapi juga fisik dan sosial. Kita ingin memastikan bahwa di Kabupaten Aceh Utara khususnya, dan Aceh pada umumnya, tidak ada lagi kejadian bullying, baik di sekolah maupun di lingkungan pendidikan lainnya," ujar Jalaluddin. Jumat, 11 Juli 2025.
Menurutnya, bullying pada remaja dapat memicu berbagai gangguan kesehatan jiwa, seperti depresi, kecemasan, gangguan tidur, hingga risiko bunuh diri. Selain itu, efek bullying juga menyasar aspek perilaku dan fisik remaja, termasuk penurunan kepercayaan diri, prestasi belajar menurun, hingga gangguan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat stres berkepanjangan.
Dampak Buruk Bullying terhadap Remaja
Bullying tidak hanya meninggalkan luka secara emosional, tapi juga menciptakan trauma jangka panjang. Dalam beberapa kasus, korban bullying mengalami Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), yaitu gangguan mental yang ditandai dengan kilas balik kejadian traumatis, mimpi buruk, dan kecemasan berlebihan.
"Korban bullying seringkali menjadi pribadi yang tertutup, sulit bersosialisasi, bahkan cenderung mengalami penurunan semangat belajar yang signifikan. Dalam kondisi lebih ekstrem, korban bisa terdorong melakukan tindakan menyimpang atau bunuh diri," tambah Jalaluddin.
Secara fisik, stres berat akibat bullying dapat menyebabkan sakit kepala kronis, nyeri otot, gangguan pencernaan, hingga penurunan daya tahan tubuh. Semua ini menunjukkan betapa pentingnya mencegah perilaku bullying sejak dini.
Pencegahan dan Penanggulangan Bullying
Dinkes Aceh Utara mengajak seluruh pihak, mulai dari sekolah, orang tua, tokoh masyarakat, hingga pengelola pesantren dan pondok pendidikan, untuk bersinergi dalam mencegah dan menangani kasus bullying. Beberapa langkah penting yang perlu diterapkan antara lain:
Peningkatan Edukasi dan Kesadaran: Menanamkan pemahaman kepada siswa dan guru tentang dampak buruk bullying dan pentingnya lingkungan yang aman.
Intervensi Dini: Segera mengambil tindakan ketika terdapat indikasi bullying untuk mencegah dampak lebih lanjut.
Menciptakan Kebijakan Anti-Bullying: Sekolah dan pesantren diimbau memiliki aturan tegas terhadap pelaku bullying.
Dukungan Psikologis: Memberikan layanan konseling bagi korban untuk membantu proses pemulihan mental dan emosional.
Peran Aktif Orang Tua: Orang tua perlu mengenali tanda-tanda bullying dan menjalin komunikasi terbuka dengan anak.
Pelatihan Keterampilan Sosial: Mengajarkan remaja keterampilan seperti empati, komunikasi efektif, dan cara menyelesaikan konflik secara damai.
Jalaluddin menekankan bahwa upaya pencegahan bullying adalah tanggung jawab bersama. "Kita semua bertanggung jawab memastikan generasi muda tumbuh di lingkungan yang sehat, aman, dan suportif. Jika ini terwujud, maka kualitas kesehatan jiwa anak-anak kita juga akan meningkat," pungkasnya.
Dengan komitmen lintas sektor, Dinkes Aceh Utara optimis bisa menciptakan generasi yang sehat, kuat secara mental, dan bebas dari kekerasan serta intimidasi.(*)