,

Iklan

Tujuh Warga Keracunan Makanan di Aceh Utara Masih Dirawat di RSU Cut Meutia

Said Aqil
31 Jan 2025, 09:00 WIB Last Updated 2025-01-31T05:08:09Z
Tenaga Kesehatan dokter melakukan Visit salah seorang pasien yang sedang menjalani perawatan di RSU Cut Meutia (RSCM) Aceh Utara akibat keracunan makanan dalam acara kenduri tepung tawar (Peusijuek) di Gampong Sumbok Rayeuk, Kecamatan Nibong, Jum'at (31/1/2025)


Aceh Utara – Sebanyak tujuh orang dilarikan ke RSU Cut Meutia (RSCM) Aceh Utara akibat keracunan makanan dalam acara kenduri tepung tawar (Peusijuek) di Gampong Sumbok Rayeuk, Kecamatan Nibong, Rabu (29/1/2025) malam, sekitar pukul 21.00 WIB.


Peristiwa ini berawal ketika Nasruddin, warga setempat, mengadakan kenduri sebagai bagian dari acara sebelum wirid dan doa. Makanan dan minuman yang disajikan diduga menjadi penyebab keracunan bagi para tamu yang hadir.


Plt. Direktur RSU Cut Meutia melalui Humas, dr. Harry Laksamana, M.A.P., menyampaikan bahwa kondisi para pasien kini telah membaik setelah mendapatkan perawatan medis. Namun, mereka masih menjalani observasi dan dirawat di beberapa ruang perawatan rumah sakit.


"Saat ini, masih ada tujuh pasien yang dirawat. Tiga di ruang perawatan pria, satu di ruang jantung, dan tiga lainnya di ruang anak," ujar salah seorang dr senior di rumah sakit, Jum'at, (31/1/2025).


Berikut daftar nama pasien yang masih dirawat:

Muslim (45)

Tgk. Zakaria (67)

Nuril Isra (9)

Ghifra Masyitah (6)

Firli Maulana (5)

Zamharil (51)

Irsan Nurdin (32)


Harry yang juga sebagai ketua IDI Aktif Aceh Utara itu menjelaskan, ketujuh pasien tersebut merupakan warga Gampong Sumbok Rayeuk, Kecamatan Nibong. Hingga saat ini, pihak rumah sakit terus memantau kondisi mereka dan memberikan perawatan intensif sesuai kebutuhan medis.


Sementara itu, dapat diketahui penyebab pasti keracunan masih dalam penyelidikan. Otoritas kesehatan setempat kemungkinan akan mengambil sampel makanan untuk diuji guna memastikan faktor penyebab kejadian ini.


Kasus keracunan makanan dalam acara kenduri seperti ini bukan kali pertama terjadi di Aceh Utara. Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam pengolahan dan penyajian makanan guna menghindari kejadian serupa di masa mendatang.(*)

Iklan