LHOKSEUMAWE – Genangan air di Gampong Seuneubok, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, yang disebabkan oleh rusaknya saluran jalan line pipa milik PT Pema Global Energy (PGE), terus menuai keluhan warga. Respons lambat dari pihak PGE telah memicu keresahan masyarakat, terutama terkait risiko keselamatan dan kerugian yang semakin meluas. Selasa, 22 Januari 2025.
Camat Blang Mangat Safriadi, dalam keterangannya kepada Ketua Komisi C DPRK Lhokseumawe Said Fakcri sebelum kunjungan lapangan, menjelaskan bahwa pihak kecamatan sudah beberapa kali mengirimkan surat resmi kepada PGE. Surat pertama dikirim pada 4 Desember 2024, diikuti surat kedua pada 31 Desember 2024, namun tidak mendapatkan tanggapan. Baru setelah surat ketiga dikirim pada Januari 2025, pihak PGE turun ke lokasi pada 15 Januari 2025.
Camat Blang Mangat melaporkan, genangan air semakin tinggi dan meluas. "Tanaman warga rusak, satu rumah warga terendam hingga pondasinya terancam roboh, septic tank dan sumur juga ikut tergenang," ungkapnya. Kondisi ini diperparah dengan kekhawatiran wali murid di sekitar lokasi.
"Sekolah Dasar di dekat lokasi mulai ditinggalkan murid karena para orang tua takut saluran yang rusak akan jebol dan menghantam bangunan sekolah," tambah Camat. Jika dibiarkan, dikhawatirkan tidak hanya sekolah, tetapi juga rumah-rumah di sekitarnya akan terdampak parah.
Meski telah dilakukan pengecekan oleh pihak PGE pada 15 Januari 2025, warga menilai respons tersebut terlalu lambat. “Jika tidak ada tindakan nyata, warga Seuneubok siap melakukan aksi demo di kantor PGE,” tegas Camat Blang Mangat.
Warga juga menyayangkan kurangnya komunikasi antara PGE dengan pihak kecamatan. "Selama ini PGE aktif melakukan patroli di sekitar jalan line pipa, tapi ketika masalah ini dilaporkan, mereka seolah mengabaikan," kata salah seorang warga.
Ketua Komisi C dan Tim Pemko Tinjau Lokasi
Pada 21 Januari 2025, Ketua Komisi C DPRK Lhokseumawe, Said Fakcri, bersama tokoh masyarakat, Camat Blang Mangat, Kadis PUPR, dan BPBD meninjau lokasi terdampak. Mereka menemukan bahwa di bawah gorong-gorong yang rusak terdapat pipa gas, sehingga Pemko tidak dapat mengambil tindakan tanpa koordinasi dengan PGE.
"Kami meminta PGE segera menyelesaikan masalah ini. Jika terus dibiarkan, dampaknya bisa menjadi bencana besar yang merugikan masyarakat secara ekonomi dan keselamatan," ujar Said Fakcri.
Tuntutan dan Harapan Masyarakat
Masyarakat mendesak PGE untuk segera memperbaiki saluran yang rusak dan mengganti kerugian akibat kerusakan tanaman, sumur, dan rumah. “Kami berharap tindakan konkret dari PGE agar kerugian ini tidak semakin meluas. Kalau tidak ada tindakan, kami siap memperjuangkan hak kami melalui jalur aksi,” kata salah satu warga dengan nada geram.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tindakan konkret dari PGE selain pengecekan awal yang dilakukan pada 15 Januari 2025. Masyarakat berharap langkah nyata segera diambil untuk mencegah kerugian lebih lanjut dan potensi bencana yang lebih besar.(*)




