,

Iklan

Dinkes Aceh Utara Tingkatkan Pelayanan Tekan Obesitas

Wartapos
23 Nov 2023, 13:25 WIB Last Updated 2023-11-24T14:10:04Z


Ilustrasi. (Int).


Aceh Utara - Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara melakukan peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat untuk menekankan prevalensi obesitas di Indonesia, khususnya di aceh utara.


Peningkatan pelayanan tersebut dilakukan Dinkes Aceh Utara lewat Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu  PTM). Bertujuan untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara merata kepada masyarakat di Gampong-gampong.


"Posbindu sebagai satu upaya kesehatan berbasis masyakat yang diharapkan dapat merubah pola hidup masyarakat menjadi lebih sehat,"Kepala Dinkes Aceh utara Amir Syarifuddin SKM, MM melalui Sub koordinator P2PTM dan Kesehatan Jiwa , Khalid, SKM, M. Kes. Kamis, 24 November 2023


Hal tersebut mengingat, kata Khalid, Prevalensi Obesitas di Indonesia semakin meningkat, dimana menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa angka obesitas orang dewasa di Indonesia sebesar 20,7%. Angka prevalensi tersebut terlihat meningkat dari tahun 2013 yang hanya sebesar 15,4%.


Khalid menjelaskan, Penderita obesitas diprediksi akan terus meroket. Bahkan, diperkirakan Lebih dari separuh populasi di dunia akan mengalami obesitas pada 2035.


berdasarkan yang dilansir pada salah satu media, sambung Khalid, Presiden Federasi Obesitas Dunia Louise Baur mengungkap bahwa hampir semua negara diperkirakan akan mengalami peningkatan obesitas di tahun-tahun mendatang. Anak-anak dan remaja merupakan kalangan dengan resiko peningkatan obesitas tertinggi.


Dimana Federasi Obesitas Dunia 2023 memperkirakan terdapat 51% penduduk bumi atau lebih dari 4 miliar orang akan mengalami obesitas dalam 12 tahun ke depan. Dalam laporan yang diberitakan Reuters menunjukkan bahwa penggambaran data tersebut merupakan peringatan yang perlu diwaspadai, pembuat kebijakan perlu bertindak mulai sekarang untuk mencegah situasi menjadi semakin buruk.


Apalagi diperkirakan yang mengalami risiko tinggi adalah kalangan muda, yakni anak-anak dan remaja.


"Sangat mengkhawatirkan melihat tingkat obesitas meningkat paling cepat di antara anak-anak dan remaja," ujar Khalid mengutip kata Louise Baur, presiden Federasi Obesitas Dunia, dalam sebuah pernyataan di media.


Dari laporan tersebut ditemukan bahwa tingkat obesitas pada anak-anak bisa melonjak hingga dua kali lipat dari tahun 2020. Diperkirakan akan ada 208 juta anak laki-laki dan 175 juta anak perempuan yang alami obesitas pada tahun 2035.


Akan tetapi, laporan tersebut tidak menyalakan individunya, melainkan lebih fokus pada faktor sosial, lingkungan, dan biologis yang terlibat dalam kondisi tersebut.


Sambung Khalid, Federasi Obesitas Dunia menggunakan indeks massa tubuh (BMI) sebagai penilaiannya. Caranya yaitu dengan membagi berat badan seseorang dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan mereka dalam meter. Sejalan dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), skor BMI lebih dari 25 kelebihan berat badan dan lebih dari 30 termasuk obesitas.


Laporan tersebut juga menemukan bahwa Asia dan Afrika merupakan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang akan alami peningkatan obesitas terbesar di tahun-tahun mendatang.


Khalid menyebutkan, di kabupaten Aceh Utara, menurut riskesdas tahun 2018, prevalensi obesitas pada penduduk usia 18 tahun keatas sebesar  26.3%. Hasil Skrining yang dilakukan terhadap penduduk usia 18 tahun keatas pada tahun 2023 sebanyak 58.887 orang. 


"Dari hasil tersebut ditemukan sebanyak 9.682 orang menderita obesitas (20,4%)." terang Khalid.(Adv)

Iklan