,

Iklan

Judi Online: Hiburan yang Membahayakan Sosial

Wartapos
3 Jul 2024, 12:05 WIB Last Updated 2024-07-03T05:37:41Z

Judi Online, Versi: Said Aqil Al Munawar


Dalam beberapa tahun terakhir, judi online telah menjadi fenomena global yang berkembang pesat. Dengan kemajuan teknologi dan akses internet yang semakin mudah, siapa saja bisa mengakses situs-situs judi online hanya dengan beberapa klik. Meskipun judi online bisa menjadi sumber hiburan bagi sebagian orang, dampak negatif yang menyertainya tidak bisa diabaikan.


Salah satu aspek positif dari judi online adalah kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkannya. Tanpa perlu keluar rumah, seseorang bisa menikmati berbagai permainan yang biasanya hanya ditemukan di kasino fisik. Selain itu, judi online juga memberikan kesempatan bagi orang-orang untuk merasakan sensasi berjudi tanpa harus mengeluarkan banyak uang, melalui fitur permainan gratis atau taruhan kecil.


Namun, di balik kemudahan tersebut, tersembunyi ancaman serius terhadap kesehatan mental dan finansial masyarakat. Banyak individu yang terjebak dalam kecanduan judi online, yang akhirnya merusak kehidupan pribadi dan profesional mereka. Kecanduan judi tidak hanya menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental, dengan meningkatnya tingkat stres, depresi, dan kecemasan.


Dampak sosial dari judi online juga tidak bisa diabaikan. Keluarga dan komunitas sering kali menjadi korban dari masalah yang ditimbulkan oleh kecanduan judi. Pertengkaran rumah tangga, kebangkrutan, dan bahkan tindakan kriminal sering kali muncul sebagai akibat dari tekanan finansial yang dialami oleh penjudi. Selain itu, judi online sering kali digunakan oleh kelompok kriminal untuk melakukan pencucian uang, yang memperburuk masalah keamanan dan ketertiban masyarakat.


Pemerintah dan otoritas terkait memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi industri judi online. Regulasi yang ketat dan penerapan hukum yang tegas harus diberlakukan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif judi online. Selain itu, edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai bahaya judi online juga perlu ditingkatkan, agar individu lebih bijak dalam mengakses dan menggunakan platform judi online.


Sebagai masyarakat, kita juga harus mengambil peran aktif dalam memerangi dampak negatif judi online. Dukungan kepada individu yang mengalami masalah kecanduan judi harus diberikan, baik melalui konseling, terapi, maupun program rehabilitasi. Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi semua orang.


Pada akhirnya, judi online adalah pisau bermata dua. Di satu sisi, ia menawarkan hiburan dan kesempatan untuk meraih keuntungan finansial. Namun di sisi lain, ia menyimpan potensi ancaman yang serius terhadap kesejahteraan individu dan masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan yang hati-hati dan terukur diperlukan dalam menghadapi fenomena ini, agar kita bisa memaksimalkan manfaatnya sambil meminimalkan risikonya.


Pada dasarnya, judi online dianggap sebagai salah satu bentuk hiburan. Berbagai jenis permainan seperti poker, slot, dan taruhan olahraga tersedia secara daring, menawarkan janji kemenangan besar yang menggiurkan. Namun, kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Banyak orang yang terjebak dalam siklus kecanduan, di mana mereka terus-menerus bermain dengan harapan memenangkan kembali uang yang telah hilang.


Ketergantungan pada judi online bukan hanya menguras finansial, tetapi juga berdampak pada kondisi mental dan emosional. Stres, kecemasan, dan depresi adalah beberapa efek samping yang sering dialami oleh para penjudi yang mengalami kekalahan beruntun. Ketika seseorang terjebak dalam lingkaran setan ini, kualitas hidup mereka pun menurun drastis, dan yang paling terpukul adalah hubungan keluarga.


Dampak judi online terhadap hubungan suami-istri sangat nyata. Masalah keuangan menjadi pemicu utama konflik dalam rumah tangga. Contohnya, seperti kasus pembakaran yang dilakukan istri terhadap suami yang viral sebulan yang lalu. Pengeluaran yang tidak terkontrol untuk berjudi sering kali menguras tabungan keluarga, mengakibatkan ketidakstabilan finansial yang parah. Tagihan yang menumpuk, utang yang semakin membengkak, dan kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi menciptakan ketegangan yang tak terhindarkan.


Selain masalah finansial, kepercayaan dalam hubungan juga terkikis. Banyak pasangan yang merasa dikhianati ketika mengetahui bahwa pasangan mereka terlibat dalam perjudian. Ketidakjujuran dan kebohongan yang sering kali menyertai kegiatan berjudi membuat hubungan menjadi rapuh. Rasa kecewa dan marah bisa berujung pada perpisahan, karena tidak semua pasangan mampu bertahan menghadapi situasi ini.


Berdasarkan data yang saya kutip dari beberapa media online dari keterangan Panitera Mahkamah Syariah Lhokseumawe, Fauzi Selasa, 2 Juli 2024, kasus perceraian kota setempat didominasi oleh istri gugat cerai suami Ada 162 perkara yang masuk. 121 cerai gugat dan 41 talak, Perselisihan menjadi faktor utama perpisahan dalam rumah tangga.


Dari 162 perkara ditangani, 130 diantaranya sudah putusan, 114 perkara dikabulkan, lima perkara digugurkan, sepuluh dicabut dan satu ditolak.


Akta cerai dikeluarkan hingga 28 Juni 2024 sebanyak 124 lembar. Artinya, kata Fauzi, 124 istri atau suami di Lhokseumawe menjadi janda dan duda. Faktor lain terjadinya perceraian yakni ekonomi, perjudian dan meninggalkan satu sama lain.


Maka dalam hal ini perlu kepedulian pemerintah dan tokoh agama, masyarakat memberikan pemahaman terkait kerukunan dalam berumah tangga. Sehingga angka perceraian dapat ditekan." pinta Panitera dari sumber yang dikutip pada salah satu media online lokal.


Menurut data dari berbagai lembaga konseling dan pemerintah, terdapat peningkatan signifikan dalam angka perceraian yang diakibatkan oleh masalah perjudian, termasuk judi online. Di Indonesia, meskipun belum ada data spesifik mengenai kontribusi judi online terhadap angka perceraian, laporan dari beberapa lembaga konseling keluarga menunjukkan bahwa masalah finansial akibat judi menjadi salah satu alasan utama pasangan bercerai.


Mengatasi masalah judi online dan dampaknya terhadap rumah tangga memerlukan pendekatan yang holistik. Pendidikan dan kesadaran tentang bahaya judi online harus ditingkatkan, terutama di kalangan generasi muda. Pemerintah juga perlu memperketat regulasi dan pengawasan terhadap situs-situs judi online ilegal yang merajalela.


Selain itu, dukungan psikologis dan konseling bagi mereka yang terjerat dalam kecanduan judi sangat penting. Program rehabilitasi dan terapi keluarga bisa membantu memperbaiki hubungan yang rusak akibat dampak negatif perjudian. Pada tingkat individu, pengembangan keterampilan mengelola keuangan dan penguatan nilai-nilai keluarga juga bisa menjadi langkah preventif yang efektif.


Kesimpulannya, Judi online mungkin menawarkan hiburan dan kesenangan sesaat, tetapi dampak jangka panjangnya bisa sangat merusak, terutama terhadap kehidupan keluarga. Peningkatan angka perceraian yang disebabkan oleh masalah keuangan dan ketegangan emosional akibat judi online merupakan alarm bagi kita semua untuk lebih waspada dan bertindak preventif. Masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait harus bekerja sama dalam mengatasi dan mencegah dampak negatif judi online demi menjaga keutuhan dan kesejahteraan keluarga di Indonesia.

Iklan