![]() |
Foto: Int-Minuman Berkafein |
LHOKSEUMAWE** – Dalam upaya meningkatkan kesehatan generasi muda, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menggelar kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang menyasar remaja untuk mengurangi konsumsi minuman berkafein.
Kampanye ini diluncurkan mengingat tingginya tingkat konsumsi minuman berkafein di kalangan remaja yang dikhawatirkan dapat memengaruhi kesehatan mereka dalam jangka panjang.
Dinas Kesehatan Aceh Utara mengimbau para remaja untuk mengurangi konsumsi minuman yang mengandung kafein. Ajakan ini disampaikan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya konsumsi kafein yang berlebihan terhadap kesehatan, terutama karena remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap dampak negatif kafein.
"Konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan minuman energi, dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan tidur, kecemasan, dan peningkatan detak jantung," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin, SKM, MM, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, SKM, MKM.
Menurut data yang dihimpun Dinas Kesehatan, ada peningkatan signifikan dalam konsumsi minuman berkafein di kalangan remaja dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh mudahnya akses terhadap minuman tersebut dan kurangnya kesadaran akan efek negatifnya.
Sebagai upaya konkret, Dinas Kesehatan Aceh Utara mengimbau komunitas remaja untuk memberikan antisipasi mengenai bahaya kafein dan mendorong gaya hidup sehat di kalangan remaja.
"Kami berharap para remaja dapat membuat pilihan yang lebih sehat dan mengurangi ketergantungan pada minuman berkafein," tambah Samsul.
Dinkes Aceh Utara juga mengajak orang tua dan guru untuk turut serta dalam mengawasi dan memberikan contoh yang baik dalam pola konsumsi minuman sehat.
Dengan adanya upaya kolaboratif antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat, diharapkan konsumsi minuman berkafein di kalangan remaja dapat berkurang secara signifikan, sehingga tercipta generasi muda yang lebih sehat dan produktif.
Konsumsi minuman berkafein seperti kopi, teh, dan minuman energi kian meningkat di kalangan remaja. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar kesehatan dan pendidikan, mengingat dampak negatif yang ditimbulkan kafein terhadap kesehatan dan prestasi akademik remaja.
Menurut studi terbaru dari Journal of Clinical Sleep Medicine, kafein dapat mengganggu pola tidur remaja. "Remaja yang mengonsumsi kafein, terutama pada malam hari, sering kali mengalami kesulitan tidur. Akibatnya, mereka mungkin kurang tidur dan mengalami kelelahan pada siang hari, yang berdampak negatif pada konsentrasi dan prestasi belajar mereka," sebut Samsul.
Selain gangguan tidur, kafein juga berpotensi memicu kecemasan dan memperburuk gejala depresi. "Konsumsi kafein yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja. Mereka yang mengonsumsi kafein dalam jumlah tinggi lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi," ujar Samsul berdasarkan studi yang diterbitkan di Psychiatry Research.
Masalah kesehatan jangka panjang juga menjadi perhatian. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kafein pada masa remaja dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan gangguan pencernaan di kemudian hari.
Untuk mengatasi masalah ini, edukasi dan kampanye kesehatan sangat penting. Program Germas telah menginisiasi berbagai langkah untuk mengurangi konsumsi minuman berkafein di kalangan remaja. Langkah-langkah tersebut antara lain memberikan informasi melalui seminar, poster, dan media sosial, serta mendorong konsumsi minuman sehat seperti jus buah segar, susu, atau air mineral.
Sekolah juga berperan penting dalam mengurangi konsumsi kafein. Dengan menyediakan opsi minuman sehat di kantin dan mengintegrasikan edukasi kesehatan dalam kurikulum, sekolah dapat membantu mengubah kebiasaan remaja. Studi kasus di sebuah sekolah di Jakarta menunjukkan bahwa setelah menerapkan program bebas kafein selama satu semester, sebanyak 75% siswa melaporkan peningkatan konsentrasi dan performa akademik mereka.
"Mengurangi konsumsi kafein di kalangan remaja adalah langkah penting untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk orang tua, sekolah, dan pemerintah, diperlukan untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan berprestasi," tutup Samsul.(adv)