Lhoksukon | Bencana banjir melanda Kabupaten Aceh Utara, menelan korban jiwa dalam jumlah besar. Hingga Selasa, 16 Desember 2025 pukul 20.00 WIB, sebanyak 166 orang dilaporkan meninggal akibat banjir dan longsor, 90 % Wilayah Aceh Utara, terdiri dari 27 kecamatan dan 852 desa terendam banjir dan lumpur, aktifitas pemerintahan saat itu lumpuh dan akses transportasi darat terputus. Rabu, (17/12/2025.
Juru Bicara Pemerintah Aceh Utara, Tgk. Muntasir Ramli, mengatakan bahwa selain 166 korban meninggal dunia, sampai saat ini masih ada 6 (enam) orang dinyatakan hilang, menyebabkan 2.015 mengalami luka-luka berdasarkan laporan sementara yang diterima Posko Informasi Bencana Banjir Aceh Utara.
“Fokus utama pemerintah saat ini adalah penanganan pengungsi, distribusi logistik ke titik pengungsian, pencarian korban meninggal dan dinyatakan hilang serta pemulihan pelayanan kesehatan dan jalur transportasi darat dari material banjir dan lumpur agar akses distribusi logistik lebih lancar supaya tidak ada pengungsi yang selamat dari banjir, kemudian meninggal akibat kelaparan dan kesehatan semakin memburuk, “ujar Muntasir
Selain itu tambah Muntasir, tantangan dilapangan saat ini, listrik dan saluran komunikasi masih belum pulih (blackout). Yang kemudian sangat berdampak pada distribusi logistik, pasokan air bersih dan pendataan serta distribusi gas LPG masih sering tersendat, pengisian BBM antrean panjang, begitu pula kebutuhan tenda dan penerangan tempat pengungsian sangat mendesak dibutuhkan.
Muntasir melanjutkan, ketersediaan obat obatan untuk pelayanan kesehatan dan alat berat untuk membuka akses darat masih terbatas, terutama jalan desa yang saat itu terisolir. Akan tetapi, Bupati Aceh Ayah Wa sudah melaporkan langsung terkait sejumlah persoalan dan kendala tersebut serta meminta bantuan dari Pemerintah Aceh dan Pusat.
Data Informasi Posko Banjir Aceh Utara mencatat, banjir telah berdampak pada 124.544 Kepala Keluarga atau 428.271 jiwa. Dari jumlah tersebut, 18.858 KK atau 71.637 jiwa terpaksa mengungsi
Kelompok rentan menjadi perhatian khusus dalam penanganan bencana ini. Tercatat 1.309 ibu hamil, 8.626 balita, 5.502 lansia dan 382 penyandang disabilitas turut terdampak dan sangat membutuhkan pendampingan intensif.
Selain menimbulkan korban jiwa, banjir juga menyebabkan kerusakan besar pada permukiman warga. Sebanyak 117.291 rumah terendam, 1.219 rumah dilaporkan hilang, sementara 16.793 unit mengalami rusak berat, 6.134 rusak sedang, dan 15.126 rumah rusak ringan.
Sektor pertanian dan infrastruktur turut terdampak. 18.858 hektare sawah dan 71.637 tambak terendam banjir dan tertimbun lumpur, sementara 432 ruas jalan, 60 unit jembatan, 78 titik tanggul sungai, 21 unit irigasi, 383 fasilitas pendidikan (TK, SD dan SMP), 83 fasilitas kesehatan (Pustu dan Puskemas), 232 pesantren (dayah) 64 masjid serta IKM 1791, UMKM 14.648 serta 14 unit Kios atau Pasar Pemda mengalami kerusakan dengan tingkatan yang berbeda-beda.
Muntasir menegaskan, Bupati Aceh Utara H. Ismail A Jalil, MM (Ayah Wa) bersama Forkopimda terus berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh dan Pusat melalui OPD BNPB, TNI-Polri, Kementerian, Relawan agar mempercepat proses penanganan tanggap darurat, pendataan lanjutan dan penyaluran bantuan kemanusiaan serta pembangunan hunian sementara pasca tanggap darurat.
Mengingat bulan ramadhan tidak terlalu lama lagi, Bupati Aceh Utara H. Ismail A Jalil, MM sudah meminta Pemerintah Provinsi dan Pusat agar segera membangun hunian sementara supaya pengungsi tidak terlalu lama tinggal dibawah tenda, mengingat cuaca sering hujan, diperparah dengan kondisi pemadaman listrik dan saluran komunikasi sering lumpuh.
Berdasarkan data penerimaan dari Dinas Sosial Kabupaten Aceh Utara pertanggal, 22 November sampai 9 Desember 2025 terhitung, sebanyak 347.157 Ton beras telah disalurkan, kemudian air minum, mie instan, minyak goreng, makanan cepat saji, roti biskuit, sarden, telur, kecap, sambal, selimut, perlengkapan sekolah, pampers, pakaian, pembalut, selimut, paket sembako, tenda dan obat-obatan.
“Bantuan selain beras dan pakaian layak pakai masih minim dan sangat terbatas, belum mampu memenuhi kebutuhan 226 titik pengungsian. Akan tetapi Bupati Aceh utara sudah melaporkan langsung kepada Pemerintah Aceh dan Pusat agar segera dibantu karena sangat dibutuhkan oleh pengungsi, terutama yang rentan, sepeti Ibu hamil, perempuan, Anak-anak, Balita, disabilitas dan lansia, “ujarnya
Semua penerimaan bantuan logistik dan pengeluaran (distribusi) tercatat rapi dan dikelola secara transparan serta dapat dipertanggungjawabkan dan bisa diakses di layar monitor posko utama pendopo Bupati Aceh Utara, “tutup Muntasir
“Data ini masih bersifat sementara dan akan diperbarui sesuai perkembangan di lapangan,” pungkasnya.(*)
.png)



