![]() |
Pakar ingatkan Presiden AS Donald Trump jika bantu Israel serang Iran. (CNN Indonesia) |
Jakarta, CNN Indonesia — Pakar kebijakan senior dari Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri, Ellie Geranmayeh, memperingatkan Presiden Donald Trump terkait potensi bahaya jika Amerika Serikat (AS) terlibat dalam konflik militer antara Israel dan Iran.
Geranmayeh menilai Trump kini berada dalam posisi krusial untuk memilih antara jalur diplomatik atau opsi militer. "Para pemimpin selalu punya pilihan di saat-saat genting seperti ini. Dia (Trump) pernah mundur dari ambang perang dengan Iran sebelumnya, dan dia punya kapasitas untuk melakukannya lagi," ujarnya, dikutip CNN, Rabu (18/6).
Menurut Geranmayeh, apabila Trump memilih menyerang fasilitas nuklir Iran, maka tindakan tersebut akan dianggap Teheran sebagai deklarasi perang terbuka.
"Begitu kotak Pandora ini dibuka, kita tidak akan tahu bagaimana akhirnya. Konflik ini kemungkinan akan menghabiskan sisa masa jabatan Presiden Trump," imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa Iran tidak akan menyerah begitu saja, terutama jika menyangkut hubungan dengan Israel dan Amerika Serikat.
Di sisi lain, laporan menyebutkan Trump telah memerintahkan Kementerian Pertahanan AS untuk mengerahkan sejumlah kekuatan militer guna mendukung Israel.
Tiga jenis jet tempur canggih dikirimkan, antara lain F-16, F-22 Raptor, serta jet tempur siluman generasi kelima. Selain itu, sekitar 30 pesawat pengisi bahan bakar juga dikerahkan untuk mendukung operasi udara Israel di kawasan.
Pada Selasa (17/6), Trump kembali melontarkan ancaman keras kepada Iran. Ia menegaskan bahwa AS akan melakukan serangan habis-habisan jika Iran berani menyerang kepentingan militer Amerika. "Saya minta Teheran untuk menyerah," kata Trump.
Namun, ancaman tersebut tidak membuat Iran gentar. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pidatonya menegaskan bahwa rakyat Iran tidak akan mundur.
"Katakan kepada Amerika bahwa bangsa Iran bukanlah bangsa yang akan menyerah. Setiap intervensi militer dari pihak mereka akan membawa kerusakan besar yang tak dapat diperbaiki," tegas Khamenei.
Ketegangan antara AS, Israel, dan Iran kembali memanas, memicu kekhawatiran akan pecahnya perang besar di kawasan Timur Tengah.(*)