,

Iklan

Ketua Komunitas Tika Beut: Transformasi Tantangan Menjadi Peluang di Dunia Dakwah dan Sastra

Wartapos
10 Jan 2025, 15:39 WIB Last Updated 2025-01-10T08:39:07Z

 

Komunitas Tika Beut menggelar kegiatan Mimbar Bebas di bawah Pohon Rindang (DPR) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) IAIN Lhokseumawe, dengan menghadirkan Ketua Komunitas Tika Beut, Jihan Fanyra, sebagai pemateri utama, pada Jumat (11/01/2025).




Lhokseumawe – Komunitas Tika Beut menggelar kegiatan Mimbar Bebas bertemakan “Mengubah Tantangan Menjadi Peluang: Perjalanan Kreatif di Dunia Dakwah dan Sastra”. Acara ini berlangsung di bawah Pohon Rindang (DPR) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) IAIN Lhokseumawe, dengan menghadirkan Ketua Komunitas Tika Beut, Jihan Fanyra, sebagai pemateri utama, pada Jumat (11/01/2025).


Dalam pemaparannya, Jihan Fanyra, yang juga mahasiswi semester tiga Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), menekankan pentingnya kreativitas dalam menghadapi tantangan era digital, khususnya di dunia dakwah dan sastra.


"Tantangan hari ini bukan untuk ditakuti, tetapi untuk diubah menjadi peluang. Dunia dakwah dan sastra adalah wadah besar untuk menyalurkan ide-ide kreatif. Kita hanya perlu terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi serta kebutuhan masyarakat," ujar Jihan.


Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr. Rizqi Wahyudi, M.Kom.I, dalam sambutannya mengapresiasi tema yang diangkat.


"Saya sangat mengapresiasi tema 'Transformasi Tantangan Menjadi Peluang di Dunia Dakwah dan Sastra' yang diangkat oleh Komunitas Tika Beut. Di era digital ini, tantangan yang dihadapi mahasiswa justru menjadi momentum untuk berinovasi dan berkarya.


Saya berharap diskusi ini menginspirasi mahasiswa untuk menggali potensi kreatif dalam menyampaikan pesan dakwah dan sastra, serta mendorong adaptasi dengan perkembangan zaman tanpa melupakan nilai-nilai keislaman dan budaya lokal," jelasnya.


Sekretaris Jurusan KPI, Zanzibar, M.Sos, juga menambahkan bahwa tema ini sangat relevan dengan tantangan generasi muda saat ini.


"Saya percaya bahwa setiap tantangan dapat menjadi peluang untuk menciptakan karya-karya inspiratif. Saya berharap diskusi ini memotivasi mahasiswa untuk terus berkarya dan berkontribusi positif dalam masyarakat," ungkapnya.


Selain diskusi mendalam, acara ini juga menghadirkan sesi interaktif yang memungkinkan peserta berbagi pandangan dan bertanya langsung kepada pemateri. Dengan tagline “Berpikir Bebas, Berkreasi Tanpa Batas,” Komunitas Tika Beut berkomitmen menjadi wadah pengembangan kreativitas mahasiswa di berbagai bidang.


Kegiatan Mimbar Bebas ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lain dalam menciptakan ruang belajar yang inklusif dan kreatif, serta direncanakan untuk rutin dilaksanakan setiap hari Jumat. Diskusi ini terbuka untuk umum.(*)


Iklan